Jumat, 11 Januari 2013

Perekonomian Kota Madura

Secara keseluruhan, Madura merupakan salah satu daerah termiskin di Provinsi Jawa Timur. Tidak seperti Java, tanah tidak cukup subur untuk membuatnya menjadi produsen pertanian utama. Kesempatan ekonomi yang terbatas telah menyebabkan pengangguran dan kemiskinan kronis. Faktor-faktor ini telah menyebabkan jangka panjang emigrasi dari pulau, sehingga kebanyakan etnis orang Madura tidak sekarang tinggal di Madura. Orang-orang dari Madura adalah beberapa peserta yang paling banyak dalam program transmigrasi pemerintah, pindah ke daerah lain di Indonesia.

Pertanian subsisten yang menjadi andalan perekonomian. Jagung adalah tanaman subsisten kunci, pada lahan banyak pulau kecil. Sapi-meningkatkan juga merupakan bagian penting dari ekonomi pertanian, memberikan penghasilan tambahan bagi keluarga petani petani, selain menjadi dasar bagi Madura yang terkenal itu banteng-balap kompetisi. Skala kecil memancing juga penting bagi perekonomian subsisten.

Di antara industri ekspor, pertanian tembakau merupakan penyumbang utama bagi perekonomian pulau itu. Tanah Madura, sementara tidak dapat mendukung tanaman pangan banyak, membantu membuat sebuah pulau produsen penting tembakau dan cengkeh untuk rokok kretek dalam negeri (rokok kretek) industri. Sejak zaman Belanda, pulau ini juga menjadi produsen dan eksportir garam.

Bangkalan, di ujung barat pulau, telah secara substansial industri sejak 1980-an. Wilayah ini dalam perjalanan feri dari Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia, dan karenanya telah memperoleh peran sebagai pinggiran untuk komuter ke Surabaya, dan sebagai lokasi untuk industri dan jasa yang harus dekat kota.

Surabaya-Madura (Suramadu) Bridge, dibuka 2009, diharapkan untuk lebih meningkatkan interaksi daerah Bangkalan dengan ekonomi regional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar